Nostalgia Anak 90-an: Komunitas Digimon Indonesia Hadir di Insert Live JPop, Bawa Suasana Minggu Pagi ke Studio Trans TV
DIGI-IN (Komunitas Digimon Indonesia) bersama Meutia Amanda Amanda Riza di Studio Trans TV Insert Live JPop (Instagram @digi.in)
Bagi anak-anak generasi 90-an, Minggu pagi adalah waktu sakral. Hari di mana alarm tidak diperlukan karena jam 8 pagi, stasiun televisi menayangkan petualangan seru para Digidestined dan Digimon kesayangan mereka. Suara khas lagu pembuka Digimon Adventure, seruan “Agumon, Shinka!” hingga momen dramatis saat Greymon berevolusi menjadi MetalGreymon, masih melekat kuat di ingatan. Dan kini, kilasan masa kecil itu kembali hadir lewat aksi komunitas DIGI-IN di acara Insert Live JPop.
DIGI-IN (Komunitas Digimon Indonesia) bersama Meutia Amanda Amanda Riza di Studio Trans TV Insert Live JPop (Web Insert Live JPop)
Pada 3 Mei 2019 lalu, Komunitas Digimon Indonesia (DIGI-IN) mewarnai Studio Trans TV di Jl. Kapten Tendean, Jakarta Selatan, dalam sebuah tapping spesial untuk program Insert Live JPop yang dipandu Meutia Amanda Riza. Tayangannya sendiri dirilis di situs insertlive.com pada 9 Mei 2019. Namun yang membuat penampilan ini begitu istimewa bukan sekadar kehadiran mereka, melainkan bagaimana mereka membawa kembali nuansa Minggu pagi khas tahun 2000-an ke layar kaca.
DIGI-IN (Komunitas Digimon Indonesia) di Studio Trans TV Insert Live JPop (Web Insert Live JPop)
Deretan mainan dan koleksi langka Digimon terpajang rapi menghiasi studio. Dari fingerdoll Bandai berbagai generasi, Digivice 15th Anniversary, hingga Digivolving Spirits yang bisa berubah dari bentuk kecil ke bentuk evolusi ultimate, semuanya menjadi pengingat bahwa Digimon bukan sekadar tayangan, tapi bagian dari masa kecil yang begitu berharga. Tidak hanya itu, koleksi eksklusif seperti SHFiguarts Omegamon, GEM Series dari Megahouse, serta boneka life size Terriermon turut membuat suasana studio penuh dengan warna dan nostalgia.
Koleksian DIGI-IN (Komunitas Digimon Indonesia) yang dipajang di Studio Trans TV Insert Live JPop (Instagram @digi.in)
Dalam sesi bincang-bincang, Meutia Amanda mengangkat bagaimana Digimon sebagai franchise Jepang mampu menciptakan ikatan emosional yang kuat di kalangan penggemarnya di Indonesia. Digimon pertama kali hadir dalam bentuk Virtual Pet pada tahun 1997, kemudian merambah ke dunia video game dan meledak popularitasnya lewat anime Digimon Adventure yang tayang di layar kaca Indonesia sekitar tahun 2000.
Koleksian DIGI-IN (Komunitas Digimon Indonesia) yang dipajang di Studio Trans TV Insert Live JPop (Instagram @digi.in)
Minggu pagi pun tak lagi sekadar hari libur. Itu adalah waktu yang ditunggu-tunggu untuk menyaksikan kisah Taichi, Yamato, Sora, Mimi, Koushiro, Joe, Takeru, dan Hikari bersama Digimon mereka menyelamatkan Digital World. Anak-anak duduk di depan televisi dengan nasi dan telor ceplok, semangkuk cereal atau sepiring roti, terpaku pada layar saat Greymon berevolusi menjadi WarGreymon, momen yang selalu berhasil membangkitkan semangat.
Koleksian DIGI-IN (Komunitas Digimon Indonesia) yang dipajang di Studio Trans TV Insert Live JPop (Instagram @digi.in)
DIGI-IN sendiri telah berdiri sejak 2007, awalnya sebagai forum diskusi di Kaskus yang kemudian berkembang ke grup Facebook pada 2011. Kini, komunitas ini menjelma menjadi rumah besar bagi para penggemar Digimon dari berbagai usia dan wilayah di Indonesia. Lewat akun Instagram mereka, @digi.in, dan komunitas online di Facebook, DIGI-IN terus menghidupkan semangat para fans, baik yang tumbuh besar bersama anime-nya maupun yang baru mengenal franchise ini lewat game dan koleksi terbaru.
Jangan ragu untuk bergabung dengan DIGI-IN [Komunitas Digimon Indonesia], rumah bagi para Digidestined generasi 90-an dan penggemar baru yang ingin mengenal lebih dalam dunia Digital Monster.
Caranya mudah:
- Cari "Digi-In [Komunitas Digimon Indonesia]" di Facebook dan kirim permintaan bergabung.
- Atau ikuti keseruan mereka di Instagram melalui akun @digi.in untuk update koleksi, event, dan konten nostalgia yang bikin hati hangat.
Tak hanya berbagi nostalgia, komunitas ini juga aktif mengadakan berbagai kegiatan, diskusi, hingga pertemuan offline yang mempertemukan sesama pecinta Digimon. Bagi generasi 90-an, bergabung dengan DIGI-IN bukan hanya soal fandom, tetapi tentang merayakan kenangan masa kecil yang tak tergantikan.
Kini, saat anak-anak 90-an telah tumbuh dewasa, Digimon tetap hidup dalam ingatan dan melalui komunitas seperti DIGI-IN, kisah itu terus berlanjut. Karena bagi mereka yang pernah menunggu suara evolusi di Minggu pagi, Digimon bukan sekadar tontonan. Ia adalah bagian dari perjalanan hidup.
Karena Digimon bukan hanya tentang monster digital tapi juga tentang persahabatan, petualangan, dan kenangan indah yang terus hidup dalam komunitas ini. Let’s evolve together, Digidestined!
Komentar
Posting Komentar